Namun Uga mengatakan, ketika berada di Jakarta 2 minggu lalu untuk mengurus visa, Zaenal sempat meminta dirinya membasuh kaki ibu dan ayahnya untuk ia minum.
"Ia minta untuk basuh kaki saya dan bapak, dan air basuhan itu diminum. Saya tanya untuk apa? Ia bilang agar diterangkan hatinya, dimudahkan dalam menuntut ilmu dan dilancarkan urusannya," ujar Uga usai mengadakan pengajian di rumahnya di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur, Rabu (29/5/2013) malam.
"Pada saat itu saya baru pulang dari Malang. Saya baru pulang tadi siangnya. Saya tanya, kok digelar karpet-karpet ini ada apa? Saya belum tahu (Zaenal meninggal)," ucap Uga.
Uga pun baru mengetahui alasan mengapa karpet merah tersebut digelar Wiranto yang pada saat itu menggandengnya masuk ke dalam rumah dan menyampaikan kabar duka tersebut kepada Uga.
"Bapak bilang, ada berita duka. Anak kita dipanggil Allah," kata Uga menirukan Wiranto.
Uga pun mengaku sedih, menangis, dan kaget mendengar kabar itu. Apalagi Uga baru bertemu dengan Zaenal 2 minggu lalu ketika mengurus visa. "Tentunya kaget dan perasaan sebagai orangtua jelas tidak bisa digambarkan," terangnya.
Uga melihat, anaknya tersebut semenjak lulus SMA memang sudah tertarik untuk mendalami ilmu agama Islam. Uga pun mengingatkan sosok Zaenal seperti kakeknya, yang juga merupakan tokoh agama di Gorontalo.
"Di UGM, dia itu Sambil kuliah, suka menyiarkan agama. Dia itu ikut (mirip) kakeknya, suka menyiarkan agama. Kakek Zaenal juga seorang imam di kecamatan saya. Jadi satu-satunya laki-laki diharapkan bisa menyiarkan agama," pungkas Uga.
source : liputan6.com
Post a Comment
Post a Comment