"Tentunya kalau naik ya enggak usah dibeli," kata Herman saat dihubungi wartawan, Rabu (5/6).
Herman menduga, tingginya harga jengkol tak menutup kemungkinan dikarenakan jenis tanamannya yang bersifat musiman. Sehingga tak setiap waktu dijumpai di pasar. "Boleh jadi memang sedang langka sehingga harga naik," ujarnya.
Terpisah, anggota Komisi IV DPR Romahurmuziy juga mengajak masyarakat tak mengonsumsi jengkol selama harganya masih tinggi. "Kalau sudah normal, boleh makan lagi," terangnya.
Harga jual jengkol saat ini mencapai Rp 50.000 per kilogram. Harga ini meningkat 100 persen dari harga idealnya sebesar Rp 25.000 per kilogram.
Sejumlah pejabat negara terkesan cuek dengan kenaikan harga ini. Contohnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang mengatakan belum ada sejarahnya besaran inflasi meningkat karena komoditas jengkol.
Sumber
Post a Comment
Post a Comment