Banyak Kritikan Soal Kelalaian Atas Bom Boston, FBI Dibela Obama

Banyak Kritikan Soal Kelalaian Atas Bom Boston, FBI Dibela Obama
Barack Obama/Washingtonpost.com
Washington - Banyak pihak termasuk parlemen Amerika Serikat (AS), mengkritik kinerja FBI dalam mengawasi gerak-gerik tersangka bom Boston hingga berujung pada ledakan yang menewaskan 3 orang. Namun, Presiden AS Barack Obama membela kinerja Biro Investigasi Federal tersebut.

Dalam pidatonya di Gedung Putih, Selasa (30/4) waktu setempat, Obama menyatakan, aparat dan pemerintahannya telah melakukan tindakan terbaik dalam menghadapi ancaman teror. Pernyataan ini disampaikannya di tengah kritikan dan protes keras yang ditujukan kepada FBI dan aparat penegak hukum di AS.

"Berdasarkan apa yang saya lihat selama ini, FBI telah melakukan tugas-tugasnya, Departemen Keamanan Nasional juga telah melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan. Tapi kasus ini memang sulit," ujar Presiden Obama, seperti dilansir AFP, Rabu (1/5/2013).

Kritikan terhadap FBI mengalir keras setelah terungkap fakta bahwa sejak lama otoritas AS diperingati oleh Rusia soal aktivitas mencurigakan Tamerlan Tsarnaev, yang berasal dari Chechnya. FBI telah menginterogasinya soal dugaan ekstremisme yang mengarah pada Islam garis keras.

Namun di tengah penyelidikan, FBI kehilangan jejak Tamerlan dan penyelidikan terhadapnya menguap begitu saja. Hal ini sontak menuai protes keras dari parlemen AS. FBI disebut lalai dalam mengawasi Tamerlan yang berpotensi melakukan aksi terorisme.

Masih dalam pidato yang sama, Obama juga memuji sikap otoritas Rusia yang sangat kooperatif dalam penyelidikan kasus ini pasca ledakan terjadi pada 15 April lalu. Namun, Obama tidak memungkiri adanya rasa saling curiga antara pihak intelijen dan penegak hukum di antara kedua negara. Terlebih, AS dan Rusia sempat berseteru saat Perang Dingin silam.

"Anda tahu, kebiasaan lama susah dihilangkan," tandas Obama.

Dari dua tersangka bom Boston, yakni Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev, salah satunya diketahui pernah melakukan kunjungan ke wilayah Dagestan, yang menjadi markas militan muslim terbesar di Rusia. Kepergian tersangka Tamerlan ini lolos dari pengawasan FBI, padahal jelas-jelas dia masuk dalam daftar pengawasan FBI.

Parlemen AS menyayangkan kelalaian FBI dalam mengawasi Tamerlan. Sebab, anggota parlemen AS meyakini, kepergian Tamerlan ke Rusia tersebut yang kemudian memicu serangan bom Boston. Mereka juga mempertanyakan kenapa FBI tidak memperketat pengawasan terhadap Tamerlan usai kepergiannya selama enam bulan ke Dagestan, Rusia.

source : Novi Christiastuti Adiputri - detikNews

Related Posts

Post a Comment