Usai Gantung Sepatu, Metzelder Habiskan Waktu di Yayasan


Usai Gantung Sepatu, Metzelder Habiskan Waktu di Yayasan

Schalke : Bagi publik sepakbola Jerman, sosok Cristoph Metzelder tentu punya tempat sendiri di hati mereka. Pengalaman, prstasi, dan kemampuan lelaki berusia 32 tahun ini menjadikannya pantas dianggap sebagai salah satu pemain besar negeri Der Panzer.

Menanggapi anggapan tersebut, Metzelder mengaku bangga sekaligus merasa terhormat. Metzelder lantas memaparkan rencana ke depan yang bakal dilakukannya sehari-hari.

Berikut, wawancara Metzelder yang dikutip dari situs resmi Bundeliga.

Apa yang ada di pikiran Anda saat meninggalkan Schalke 04, klub yang telah dibela dalam tiga tahun terakhir?
Ada banyak nostalgia di sana terutama saat saya akan melangkah keluar ke lapangan untuk terakhir kalinya bersama dengan seluruh tim dan juga putri saya. Saya berdiri di sana dan menatap laga terakhir saya. Saat itu saya terus menahan air mata.

Anda telah berada dalam karier tertinggi dan juga terendah. Bagaimana Anda menyimpulkan perjalanan karier Anda dalam 13 tahun berada di level profesional?
Saya bersyukur ketika melihat kembali ke perjalanan karier saya yang hebat. Saya memulai semua pada usia 19 tahun, ketika baru saja usai ujian sekolah. Dua bulan kemudian saya bermain di level profesional di Bundeliga. Setahun setelah itu, saya ada di tim nasional. Ketika melihat kembali, saya benar-benar merasa telah berada di level terbaik.

Antara tahun 2003 dan 2004 Anda harus menerima cedera tendon achilles. Apakah saat itu Anda berpikir pensiun?
Ya, saya hampir meninggalkan karier saat itu. Saya punya catatan asuransi yang mengatakan bahwa ke depannya saya tak layak untuk kembali bermain. Namun saya masih 23 tahun. Saya terus berjuang pulih demi menikmati musim-musim yang lebih besar, mengambil bagian dalam Piala Dunia 2006, Euro 2008, dan pindah ke Real Madrid sebelum akhirnya kembali ke Bundesliga bersama Schalke 04.

Anda pindah dari Borussia ke Real Madrid, kemudian ke Schalke 04. Bagaimana perasaan Anda saat di Schalke dan menghadapi Dortmund?
Awalnya sangat sulit. Saya menghadapi kebencian fans secara pribadi. Namun saya tetap mencoba memberikan segalanya untuk tim, baik di dalam dan di luar lapangan. Komitmen saya terhadap klub tak berubah meski saat itu saya jarang dimainkan. Tapi ketika datang kesempatan, saya selalu siap. Itulah mengapa fans Schalke akhirnya bisa menghormati saya.

Bagaimana tanggapan Anda mengenai momen Piala Dunia 2006?
Saat itu saya masih berada di puncak karier. Timnas Jerman bersama pelatih Jurgen Klinsmann berada di Sardinia untuk menerima dukungan para supporter. Itu adalah salah satu momen terbaik saya sebagai pesepakbola. Bermain di Piala Dunia yang digelar di Negara Anda sendiri dan menerima dukungan pendukung tentu menjadi suatu hal yang sangat luar biasa. Saya tak akan melupakan itu. Saya sudah membuat membuat catatan harian tentang itu dan kemungkinan akan diterbitkan ke muka umum.

Lalu apa rencana Anda saat ini?
Di aal musim depan, saya akan menjadi pengamat Bundesliga dan Liga Champions untuk Sky. Sebagai komentator, saya merasa bisa lebih baik daripada sebagai pemain, kita lihat saja.

Apa yayasan yang Anda miliki juga begitu penting dalam kehidupan Anda berikutnya?
Ya, saya sudah memberikan perhatian khusus pada Yayasan Cristoph Metzelder. Saya menginvestasikan banyak waktu dan ide-ide ke dalam proyek ini bersama kawan-kawan. Kami bekerja untuk anak-anak yang kurang beruntung di Jerman. Ini akan menjadi pekerjaan saya seumur hidup, terlepas dari rencana di bidang olahaga dan tantangan lainnya. (Bundesliga)

Related Posts

Post a Comment